Percaya atau tidak, sebuah desa dengan sekitar 300 bangunan yang ada di lingkungannya, tak satupun yang memiliki pintu. Lembaga pendidikan serta bank yang berada di daerah itu pun juga tak memiliki pintu.
Tak hanya bangunan seperti rumah atau kantor, bahkan sebagian besar toilet umum yang berada di daerah Shani Shingnapur tak memiliki pintu. "Untuk alasan privasi dan mengikuti permintaan dari kebanyakan kaum wanita, baru-baru ini mereka sepakat untuk menambahkan sehelai tirai tipis untuk menutupi toilet umum yang ada, tapi pintu tetap tak ada, karena itu bertentangan dengan keyakinan kami," kata Parmeshwar Mane, yang merupakan seorang penjaga toko di desa tersebut.
Memang kini ada beberapa rumah yang memasang panel pintu seadanya di kusen pintu rumah mereka, tapi itu pun mereka pasang hanya pada malam hari, dengan alasan untuk mencegah masuknya hewan atau anjing liar ke dalam rumah mereka saat penghuni rumah tertidur lelap. Satu-satunya masalah dengan tidak adanya pintu di setiap rumah penduduk hanyalah kesulitan untuk mengetuk pintu agar penghuni rumah mengetahui kedatangan tamu di rumahnya. Tapi itu pun ternyata sudah ditemukan solusinya. "Hanya tinggal berteriak, maka penghuni rumah akan segera keluar menemui," kata seorang warga bernama Rani menjelaskan.
Desa Shani Shingnapur yang berada di negara bagian Maharashtra merasa tidak memerlukan langkah-langkah untuk keamanan, karena kepercayaan lokal yang kuat terhadap Shani, dewa Saturnus. Dari legenda yang telah ada sejak berabad-abad silam, awalnya bermula dari sepotong besi dan lempengan batu yang dicuci ditepian sungai saat terjadinya banjir. Pengembala ternak yang berusaha mencungkil lempengan aneh itu dengan tongkatnya, malah mendapati lempengan aneh tersebut mengucurkan darah.
Malam hari, dewa Shani pun hadir dalam mimpi kepala desa dan menuturkan bahwa lempengan aneh tersebut adalah lempengan aneh tersebut adalah benda kesayangannya. Dia pun mengatakan bahwa idola tersebut begitu kuat sehingga tak perlu untuk ditempatkan di bawah naungan. Selanjutnya Shani mengatakan bahwa penduduk desa tak perlu lagi untuk memasang pintu rumah, karena ia yang akan melindungi mereka dari segala jenis bahaya.
"Kekuatan Shani memang terasa begitu kuatnya, sehingga jika ada seseorang kedapatan mencuri, ia akan berjalan berkeliling di desa terus menerus dengan berpikir telah meninggalkan desa, tetapi ketika matahari terbit, ia akan mendapati dirinya masih berada dalam desa tersebut," jelas seorang pekerja pabrik bernama Balasaheb Borude. Penduduk setempat pun percaya bahwa siapa saja yang melakukan dosa di desa tersebut, maka akan menghadapi ‘Sade Saati’, yang berarti kesialan selama tujuh setengah tahun. Sampai saat ini, sebuah lempengan aneh berukuran sekitar lima kaki masih terus disembah di kuli lokal, dan ditempatkan di sebuah tempat terbuka.
Sebuah pamflet yang dibagikan di kuli mengklaim bahwa Shani Shingnapur adalah 'desa model', yang tidak hanya bebas dari pencurian tapi juga dari segala jenis perilaku dosa lainnya. "Perampok profesional, pencuri, non-vegetarian, hingga pemabuk takkan pernah datang ke sini," tulis di pamflet tersebut. "Jika mereka datang, mereka takkan berani melakukan dosa apapun."
Bagi mereka yang baru pertama kali datang ke desa tersebut, menyesuaikan diri dengan kebiasaan aneh yang berlaku di desa tersebut mungkin akan menakutkan pada awalnya. Seperti Rupali Shah, yang merasa heran ketika mengetahui bahwa rumah tunangannya tak berpintu. "Beberapa tahun lalu ketika saya diberitahu bahwa saya harus tinggal disini setelah menikah, saya merasa gugup," katanya. "Sebelumnya saya tak pernah tinggal di sebuah rumah yang tak memiliki pintu.. Ketika saya datang kesini lalu mertua dan suaminya mengatakan tak perlu menaruh sesuatu yang berharga dalam sebuah tempat terkunci, awalnya saya khawatir. Sekarang saya tak pernah lagi khawatir untuk meninggalkan rumah meskipun terbuka seperti itu saat mengunjungi teman-teman di lingkungan," katanya.
Sebuah pamflet yang dibagikan di kuli mengklaim bahwa Shani Shingnapur adalah 'desa model', yang tidak hanya bebas dari pencurian tapi juga dari segala jenis perilaku dosa lainnya. "Perampok profesional, pencuri, non-vegetarian, hingga pemabuk takkan pernah datang ke sini," tulis di pamflet tersebut. "Jika mereka datang, mereka takkan berani melakukan dosa apapun."
Bagi mereka yang baru pertama kali datang ke desa tersebut, menyesuaikan diri dengan kebiasaan aneh yang berlaku di desa tersebut mungkin akan menakutkan pada awalnya. Seperti Rupali Shah, yang merasa heran ketika mengetahui bahwa rumah tunangannya tak berpintu. "Beberapa tahun lalu ketika saya diberitahu bahwa saya harus tinggal disini setelah menikah, saya merasa gugup," katanya. "Sebelumnya saya tak pernah tinggal di sebuah rumah yang tak memiliki pintu.. Ketika saya datang kesini lalu mertua dan suaminya mengatakan tak perlu menaruh sesuatu yang berharga dalam sebuah tempat terkunci, awalnya saya khawatir. Sekarang saya tak pernah lagi khawatir untuk meninggalkan rumah meskipun terbuka seperti itu saat mengunjungi teman-teman di lingkungan," katanya.
Shani Shingnapur merupakan sebuah desa dengan sekitar 5000 warga. Praktek rumah tanpa pintu seperti ini sebelumnya pernah terkenal di tahun 1990-an, ketika kondisi desa itu ditampilkan dalam sebuah film mengenai keagamaan. "Seluruh dunia harus tahu bahwa memang ada tempat yang disebut Shani Shingnapur, dimana rumah-rumah tak memiliki pintu, ada pohon tapi tak memiliki bayangan, dan ada dewa tapi tak ada kuil," kata Sayaram Bankar, seorang wali di kuil.
Tak hanya dari seluruh India, tapi juga dari seluruh dunia, orang berdatangan untuk melihat secara langsung desa yang tak biasa ini. Dan memang sampai sekitar 15 tahun lalu warga hanya bergantung pada gula tebu sebagai sumber pendapatan mereka. Tapi sekarang pariwisata menjadi sumber utama penghasilan mereka, dengan sekitar 40.000 wisatawan per harinya.
Tak hanya dari seluruh India, tapi juga dari seluruh dunia, orang berdatangan untuk melihat secara langsung desa yang tak biasa ini. Dan memang sampai sekitar 15 tahun lalu warga hanya bergantung pada gula tebu sebagai sumber pendapatan mereka. Tapi sekarang pariwisata menjadi sumber utama penghasilan mereka, dengan sekitar 40.000 wisatawan per harinya.
Tapi meskipun Shani Shingnapur masih bebas dari aksi pencurian selama berabad-abad, reputasi desa ini sebenarnya sudah agak 'penyok' akibat aksi pencurian yang terjadi baru-baru ini. Seorang wisatawan di tahun 2010 lalu pernah melaporkan kehilangan uang tunai dan barang berharga lainnya senilai sekitar 35.000 rupee ($ 567) yang hilang dari kendaraannya. Tapi Sayaram Bankar mengelak dari tuduhan itu terhadap desanya, ia bersikeras bahwa insiden itu terjadi di luar desanya.
Kemudian pada tahun 2011, wisatawan lainnya meng-klaim bahwa perhiasan emas senilai 70.000 rupee ($ 1.135) lenyap dicuri dari lemari yang terkunci di rumah seorang wali di kuil tersebut. Selain itu pencurian 'kecil' lainnya pun telah dilaporkan dalam beberapa tahun terakhir. "Meskipun belum ada peningkatan tingkat kejahatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, namun aksi pencurian kendaraan, pencopetan dan penjambretan masih terjadi di sekitar kuil," kata Anil Behrani, seorang perwira polisi setempat.
Sebagian masyarakat kini sudah mulai 'mengabaikan' legenda dan memasang pintu di rumah mereka. "Saya pergi ke bait suci secara teratur," kata Ajay, seorang petani yang berusia 30 tahun. "Saya hanya ingin melakukan langkah pencegahan dan memastikan keluarga saya aman. Saya juga tahu pastinya akan mendapat penolakan dari warga lainnya, tapi saya tak ingin mengambil resiko."
Kemudian pada tahun 2011, wisatawan lainnya meng-klaim bahwa perhiasan emas senilai 70.000 rupee ($ 1.135) lenyap dicuri dari lemari yang terkunci di rumah seorang wali di kuil tersebut. Selain itu pencurian 'kecil' lainnya pun telah dilaporkan dalam beberapa tahun terakhir. "Meskipun belum ada peningkatan tingkat kejahatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, namun aksi pencurian kendaraan, pencopetan dan penjambretan masih terjadi di sekitar kuil," kata Anil Behrani, seorang perwira polisi setempat.
Sebagian masyarakat kini sudah mulai 'mengabaikan' legenda dan memasang pintu di rumah mereka. "Saya pergi ke bait suci secara teratur," kata Ajay, seorang petani yang berusia 30 tahun. "Saya hanya ingin melakukan langkah pencegahan dan memastikan keluarga saya aman. Saya juga tahu pastinya akan mendapat penolakan dari warga lainnya, tapi saya tak ingin mengambil resiko."
Tampaknya pemasangan pintu rumah memang dianggap perilaku penghujatan di Shani Shingnapur. Untuk mengatasi alasan ini, UCO Bank yang merupakan milik negara hanya memasang kaca depan tanpa kunci konvensional. Sebaliknya, terpasang kunci elektromagnetik yang dikendalikan remote. Sementara uang ditaruh dalam sebuah ruangan besi yang berada di bagian dalam bank. "Kami tak bisa secara terang-terangan melanggar tradisi yang berlaku di sini, tapi kami pun tak mau berkompromi dalam hal keamanan bank," ungkap seorang manajer bank.
Pendapat skeptis bahwa tingkat kejahatan rendah di daerah ini memang bukanlah kekuatan dari dewa, tapi karena lokasinya yang jauh dari manapun. "Bila Anda bertempat tinggal di sebuah daerah di antah berantah, dan tak ada seorang pun yang pernah datang dan pergi, lalu Anda memilik legenda yang mirip seperti ini, tentulah akan banyak wisatawan yang datang berkunjung," kata Narendra Nayak, seorang rasionalis terkemuka. "Ini hanya latihan membangun mental penduduk terlebih tahu bahwa banyak wisatawan yang datang dengan membawa jumlah uang yang banyak."
Sementara seorang pejabat senior di kepolisian setempat mengatakan, "Perekonomian desa sebenarnya berputar di sekitar kuil, sehingga klaim tak ada pencurian sangat penting untuk melanjutkan popularitas desa ini. Banyak pencurian kecil yang tak pernah dilaporkan karena adanya tekanan dari penduduk desa. Kami mencoba untuk tidak menggangu selama keyakinan ini tidak mengarah pada masalah keamanan."
Dan meskipun banyak alasan pro-kontra termasuk percaya tidak wisatawan akan hal unik yang terjadi di desa ini, penduduk desa setempat hanya berharap keyakinan ini terus hidup seterusnya hingga kapan pun. "Ada sesuatu hal yang khusus tentang dewa ini," kata Amit Sharma yang merupakan seorang manajer hotel. "Dia adalah wali bagi tempat ini."
Sumber: Times of India, Indian Express, Friday Magazine, Odditycentral
Pendapat skeptis bahwa tingkat kejahatan rendah di daerah ini memang bukanlah kekuatan dari dewa, tapi karena lokasinya yang jauh dari manapun. "Bila Anda bertempat tinggal di sebuah daerah di antah berantah, dan tak ada seorang pun yang pernah datang dan pergi, lalu Anda memilik legenda yang mirip seperti ini, tentulah akan banyak wisatawan yang datang berkunjung," kata Narendra Nayak, seorang rasionalis terkemuka. "Ini hanya latihan membangun mental penduduk terlebih tahu bahwa banyak wisatawan yang datang dengan membawa jumlah uang yang banyak."
Sementara seorang pejabat senior di kepolisian setempat mengatakan, "Perekonomian desa sebenarnya berputar di sekitar kuil, sehingga klaim tak ada pencurian sangat penting untuk melanjutkan popularitas desa ini. Banyak pencurian kecil yang tak pernah dilaporkan karena adanya tekanan dari penduduk desa. Kami mencoba untuk tidak menggangu selama keyakinan ini tidak mengarah pada masalah keamanan."
Dan meskipun banyak alasan pro-kontra termasuk percaya tidak wisatawan akan hal unik yang terjadi di desa ini, penduduk desa setempat hanya berharap keyakinan ini terus hidup seterusnya hingga kapan pun. "Ada sesuatu hal yang khusus tentang dewa ini," kata Amit Sharma yang merupakan seorang manajer hotel. "Dia adalah wali bagi tempat ini."
Sumber: Times of India, Indian Express, Friday Magazine, Odditycentral
Tentang Blog: TumaRima
Artikel "Shani Shingnapur: Desa tanpa Pintu di India", diterjemahkan atau ditulis ulang oleh admin blog TumaRima dari berbagai sumber. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan Anda. Dan jika Anda tertarik dengan postingan di atas, dimohon untuk tak lupa mencantumkan juga nama blog TumaRima sebagai sumbernya. Thank's
0 Tanggapan untuk "Shani Shingnapur: Desa tanpa Pintu di India"
Post a Comment