Dalam beberapa hari terakhir dunia kembali dikejutkan dengan sebuah pemberitahuan mengenai wabah yang memiliki kemungkinan untuk bisa menjangkiti siapapun di dunia ini bila tak ada upaya pencegahan serta penanganan secara professional. Wabah yang diakibatkan oleh bakteri Listeria ini disebut dengan istilah Listeriosis, sebuah penyakit yang serius bagi manusia dengan tingkat kematian mencapai 20 hingga 25 persen.
Meskipun bagi sebagian kalangan mungkin terdengar baru, tapi faktanya kasus mengenai Listeria ini pertama kali di dokumentasikan pada tahun 1924. Pada akhir tahun 1920-an, dua orang peneliti independen berhasil mengidentifikasi Listeria monocytogenes dari wabah hewan yang terjadi saat itu. Pada awalnya mereka mengusulkan nama genus Listerella untuk menghormati ahli bedah dan pelopor bedah antiseptik, Joseph Lister. Tapi rupanya nam itu sudah digunakan untuk cetakan lendir dan protozoa, hingga akhirnya genus Listeria diusulkan dan berhasil diterima.
Awalnya genus Listeria diklasifikasikan dalam keluarga Corynebacteriaceae melalui edisi ketujuh Pedoman Bergey tentang Systematic Bacteriology. Dan baru pada tahun 2004, genus ini akhirnya ditempatkan dalam sebuah keluarga tersendiri yang dinamai Listeriaceae. Hingga kini genus Listeria memiliki 10 spesies, yaitu: Listeria fleischmannii, Listeria grayi, Listeria innocua, Listeria ivanovii, Listeria marthii, Listeria monocytogenes, Listeria rocourtiae, Listeria seeligeri, Listeria weihenstephanensis, dan Listeria welshimeri.
Setelah kasus Listeriosis cukup lama tak terdengar, pada 19 Desember 2014, CDC atau Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mendapat laporan mengenai kemungkinan terjadinya wabah ini. Upaya investigasi gabungan yang mereka lakukan menunjukkan bahwa hal ini berasal dari bahan makanan yang diproduksi secara komersial, dan apel karamel yang dikemas menjadi sumber kemungkinan terbesar. Saat itu telah terdapat 28 orang yang menderita Listeriosis yang berasal dari 10 negara bagian Amerika Serikat. Diduga, wabah penyakit tersebut sebelumnya sudah mulai menjangkiti warga sejak 3 Desember 2014, tapi tidak langsung dilaporkan, karena memang butuh waktu untuk membuktikannya.
Listeria biasanya ditemukan di dalam tanah, yang dapat menyebabkan kontaminasi pada sayuran. Dan tak menutup kemungkinan juga untuk hewan yang juga bisa menjadi pembawa. Listeria dapat ditemukan dalam daging mentah, sayuran mentah, buah seperti melon dan apel, susu yang tidak dipasteurisasi atau dengan proses dipasteurisasi yang tidak semestinya, produk makanan yang terbuat dari susu, dan makanan olahan. Pasteurisasi dan proses memasak yang baikbiasanya dapat membunuh Listeria. Namun, kontaminasi dapat juga terjadi setelah proses memasak dan sebelum melakukan proses pengemasan. Sebagai contoh, pabrik pengolahan daging memproduksi siap saji, seperti hot dog dan daging deli, harus mengikuti kebijakan dan prosedur sanitasi yang luas untuk mencegah kontaminasi Listeria.
Sedangkan untuk Listeria monocytogenes umumnya ditemukan di tanah, aliran air, limbah , tanaman, dan makanan. Sampai saat ini, Listeria dianggap bertanggung jawab atas terjadinya listeriosis, yaitu infeksi yang disebabkan oleh makanan yang sebenarnya jarang terjadi namun berpotensi mematikan. The case fatality rate bagi mereka dengan bentuk parah dari infeksi mungkin mendekati 25%. (Sebagai perbandingan, Salmonella memiliki tingkat kematian diperkirakan kurang dari 1%.)
Meskipun Listeria monocytogenes memiliki infektivitas rendah, namun kenyataannya tangguh dan dapat tumbuh meski berada pada suhu 4°C (39,2°F) (suhu kulkas), hingga suhu 37°C (98,6°F) (suhu internal tubuh). Listeriosis saat ini sudah dikategorikan sebagai sebuah penyakit serius, dan penyakit yang dapat bermanifestasi sebagai meningitis, atau dapat juga mempengaruhi bayi yang baru lahir karena kemampuan Listeria untuk menembus lapisan endotel dari plasenta.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk pencegahan adalah dengan mencuci semua buah-buahan dan sayuran di bawah air mengalir sebelum memakan, memotong atau memasaknya. Untuk produk perusahaan penghasil buah-buahan segar seperti melon dan mentimun, bisa dilakukan dengan menggosoknya dengan sikat bersih.
Langkah pencegahan lainnya untuk mengurangi resiko terinfeksi Listeria adalah dengan menyimpan bahan makanan dalam lemari pendingin. Meskipun memang Listeria masih dapat tumbuh, tapi lebih lambat pada suhu sekitar 4°C (39,2°F). Bungkus atau tutup makanan dengan selembar plastik atau aluminium foil atau letakkan makanan dalam kantong plastik atau wadah tertutup bersih sebelum ditempatkan dalam lemari es. Hal ini dilakukan agar makanan tertentu tidak mencemari makanan lainnya. Dan yang terpenting, usahakan untuk tidak menyimpan makanan siap saji atau yang telah dimasak terlalu lama, meskipun dalam lemari pendingin, agar tak ada kesempatan Listeria untuk tumbuh dan berkembang biak. Biasakan untuk membersihkan lemari pendingin secara berkala. Ingatlah bahwa mencegah selalu lebih baik daripada menyesal kemudian.
Awalnya genus Listeria diklasifikasikan dalam keluarga Corynebacteriaceae melalui edisi ketujuh Pedoman Bergey tentang Systematic Bacteriology. Dan baru pada tahun 2004, genus ini akhirnya ditempatkan dalam sebuah keluarga tersendiri yang dinamai Listeriaceae. Hingga kini genus Listeria memiliki 10 spesies, yaitu: Listeria fleischmannii, Listeria grayi, Listeria innocua, Listeria ivanovii, Listeria marthii, Listeria monocytogenes, Listeria rocourtiae, Listeria seeligeri, Listeria weihenstephanensis, dan Listeria welshimeri.
Setelah kasus Listeriosis cukup lama tak terdengar, pada 19 Desember 2014, CDC atau Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mendapat laporan mengenai kemungkinan terjadinya wabah ini. Upaya investigasi gabungan yang mereka lakukan menunjukkan bahwa hal ini berasal dari bahan makanan yang diproduksi secara komersial, dan apel karamel yang dikemas menjadi sumber kemungkinan terbesar. Saat itu telah terdapat 28 orang yang menderita Listeriosis yang berasal dari 10 negara bagian Amerika Serikat. Diduga, wabah penyakit tersebut sebelumnya sudah mulai menjangkiti warga sejak 3 Desember 2014, tapi tidak langsung dilaporkan, karena memang butuh waktu untuk membuktikannya.
Listeria biasanya ditemukan di dalam tanah, yang dapat menyebabkan kontaminasi pada sayuran. Dan tak menutup kemungkinan juga untuk hewan yang juga bisa menjadi pembawa. Listeria dapat ditemukan dalam daging mentah, sayuran mentah, buah seperti melon dan apel, susu yang tidak dipasteurisasi atau dengan proses dipasteurisasi yang tidak semestinya, produk makanan yang terbuat dari susu, dan makanan olahan. Pasteurisasi dan proses memasak yang baikbiasanya dapat membunuh Listeria. Namun, kontaminasi dapat juga terjadi setelah proses memasak dan sebelum melakukan proses pengemasan. Sebagai contoh, pabrik pengolahan daging memproduksi siap saji, seperti hot dog dan daging deli, harus mengikuti kebijakan dan prosedur sanitasi yang luas untuk mencegah kontaminasi Listeria.
Sedangkan untuk Listeria monocytogenes umumnya ditemukan di tanah, aliran air, limbah , tanaman, dan makanan. Sampai saat ini, Listeria dianggap bertanggung jawab atas terjadinya listeriosis, yaitu infeksi yang disebabkan oleh makanan yang sebenarnya jarang terjadi namun berpotensi mematikan. The case fatality rate bagi mereka dengan bentuk parah dari infeksi mungkin mendekati 25%. (Sebagai perbandingan, Salmonella memiliki tingkat kematian diperkirakan kurang dari 1%.)
Meskipun Listeria monocytogenes memiliki infektivitas rendah, namun kenyataannya tangguh dan dapat tumbuh meski berada pada suhu 4°C (39,2°F) (suhu kulkas), hingga suhu 37°C (98,6°F) (suhu internal tubuh). Listeriosis saat ini sudah dikategorikan sebagai sebuah penyakit serius, dan penyakit yang dapat bermanifestasi sebagai meningitis, atau dapat juga mempengaruhi bayi yang baru lahir karena kemampuan Listeria untuk menembus lapisan endotel dari plasenta.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk pencegahan adalah dengan mencuci semua buah-buahan dan sayuran di bawah air mengalir sebelum memakan, memotong atau memasaknya. Untuk produk perusahaan penghasil buah-buahan segar seperti melon dan mentimun, bisa dilakukan dengan menggosoknya dengan sikat bersih.
Langkah pencegahan lainnya untuk mengurangi resiko terinfeksi Listeria adalah dengan menyimpan bahan makanan dalam lemari pendingin. Meskipun memang Listeria masih dapat tumbuh, tapi lebih lambat pada suhu sekitar 4°C (39,2°F). Bungkus atau tutup makanan dengan selembar plastik atau aluminium foil atau letakkan makanan dalam kantong plastik atau wadah tertutup bersih sebelum ditempatkan dalam lemari es. Hal ini dilakukan agar makanan tertentu tidak mencemari makanan lainnya. Dan yang terpenting, usahakan untuk tidak menyimpan makanan siap saji atau yang telah dimasak terlalu lama, meskipun dalam lemari pendingin, agar tak ada kesempatan Listeria untuk tumbuh dan berkembang biak. Biasakan untuk membersihkan lemari pendingin secara berkala. Ingatlah bahwa mencegah selalu lebih baik daripada menyesal kemudian.
sumber:
Listeria
Listeria (Listeriosis)
Vital Signs: When Food Bites Back
Keep Listeria Out of Your Kitchen
foto www.thedenverchannel.com
Listeria (Listeriosis)
Vital Signs: When Food Bites Back
Keep Listeria Out of Your Kitchen
foto www.thedenverchannel.com
Tentang Blog: TumaRima
Artikel "Listeria: ketika makanan menggigit balik", diterjemahkan atau ditulis ulang oleh admin blog TumaRima dari berbagai sumber. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan Anda. Dan jika Anda tertarik dengan postingan di atas, dimohon untuk tak lupa mencantumkan juga nama blog TumaRima sebagai sumbernya. Thank's
0 Tanggapan untuk "Listeria: ketika makanan menggigit balik"
Post a Comment